Masyarakat Jepang memiliki sikap ramah dan sopan santun yang tinggi. Bukan hanya itu, penonton Piala Dunia 2022 Qatar pun dihebohkan oleh suporter timnas Jepang yang melakukan aksi bersih-bersih sampah usai gelaran pembukaan Piala Dunia 2022 di Al Bayt Stadium, Al Khor.
Aksi mereka ini pun sangat mencuri perhatian dan menjadi pemandangan tersendiri bagi jutaan penonton sepakbola, baik di dalam dan luar stadion. Aksi bersih-bersih yang dilakukan suporter Jepang sebenarnya bukanlah hal baru. Sikap terpuji dan memberikan teladan ini dilakukan tiap Piala Dunia digelar, termasuk pada 2018 di Rusia. Video tersebut menjadi viral karena diunggah salah satu warga Qatar melalui media sosialnya (Instagram).
Karakteristik warga Jepang pun menimbulkan berbagai pertanyaan masyarakat apabila hendak datang ke Negeri Sakura. Selain berangkat dengan maskapai ANA airlines, bagaimana cara bersikap selama berada di sana juga harus diperhatikan. Hal-hal apa saja yang diperbolehkan maupun tidak.
Etika Yang Harus ditaati Wisatawan di Jepang
Jika Anda ingin bepergian/liburan ke Jepang, akan lebih baik lagi untuk mengetahui dan mempelajari setidaknya beberapa etika dan perilaku yang seharusnya diterapkan saat berada di Jepang. Terutama apabila ini merupakan kali pertama Anda mengunjungi Jepang.
Terdapat etika yang harus Anda taati selama berlibur di sana. Berikut 8 sikap yang perlu ditaati selama menjadi wisatawan Jepang.
1. Haram (tidak diperbolehkan) Memberi Tip bagi Pekerja Jepang
Tip (upah tambahan) biasanya diberikan untuk orang yang sudah memberikan bantuan lebih kepada kita. Sayangnya, hal ini tidak boleh dilakukan ketika Anda berada di Jepang.
Sebagai informasi, memberi tip bukanlah kebiasaan para pekerja di Jepang. Ada anggapan bahwa pemberian tip bertentangan dengan pemilik perusahaan maupun toko. Sebagian besar restoran Jepang melakukan pembayaran makanan di kasir depan daripada melalui pelayan.
Hal yang sama berlaku saat naik transportasi umum. Anda nggak perlu memberi tip untuk naik taksi atau bus. Praktik tip bukankah menjadi kultur di Jepang, sebab gaji karyawan berasal dari upah dan hasil kerja yang baik dan konsisten.
2. Ingin Membayar, Taruhlah Uang di atas Nampan
Kasir di Jepang umumnya menghitung jumlah uang secara tepat saat melakukan transaksi. Hal ini terlihat adanya nampan plastik kecil di toko-toko Jepang yang diletakkan di sebelah mesin kasir.
Apabila Anda mau membayar dengan menggunakan uang cash, taruhlah uang tersebut di atas nampan tak perlu langsung ke kasir. Ini merupakan bentuk kesopanan di Jepang. Apabila ada uang kembalian, akan ditaruh di nampan yang sama.
Perlu Anda waspadai kalau pintu taksi akan terbuka secara otomatis. Ketika memanggil taksi jangan berdekatan dengan pintu taksi, karena ini dapat membahayakan penumpang. Oleh karena itu, disarankan penumpang untuk tidak membukanya sendiri.
Sementara itu, sekitar di eskalator umumnya terdapat gambar maupun poster terkait etika penggunaan eskalator. Diantaranya adalah memegang pegangan era-erat, dilarang membawa baby stroller, dan dilarang berdiri di tengah-tengah eskalator.
Apabila Anda mau membayar dengan menggunakan uang cash, taruhlah uang tersebut di atas nampan tak perlu langsung ke kasir. Ini merupakan bentuk kesopanan di Jepang. Apabila ada uang kembalian, akan ditaruh di nampan yang sama.
Sementara untuk bill, penting untuk tidak menyinggung dengan mengeluarkan uang. Meletakkan maupun melempar ke konter dikategorikan perilaku kasar dan tidak sopan. Ini akan berpotensi melahirkan ketersinggungan.
3. Hindari Makan maupun Minum saat Berjalan
Orang Jepang tidak mempunyai kebiasaan makan maupun minum sambil berjalan. Namun, ada pengecualian ketika sedang berada di samping vending machine (mesin penjual makanan dan minuman). Ada beberapa tempat yang mengizinkan, selebihnya tidak ada izin sama sekali.
Kebiasaan menghindari makan dan minum saat berjalan datang dari konsep/filosofi ikkai ichi dousa, yang artinya melakukan satu hal pada suatu waktu. Orang jepang sangat menghargai dan fokus pada satu hal yang dikerjakan. Dengan kata lain, Anda akan jarang menemukan orang Jepang multitasking, seperti contohnya makan sambil berjalan atau lari mengejar kereta.
4. Tidak Membuka Pintu Taksi
Setiap tempat umum, jalanan, stasiun, hotel, dan bandara akan ditemukan taksi. Anda akan menemukan taksi wisata maupun taksi harian pada umumnya.
Perlu Anda waspadai kalau pintu taksi akan terbuka secara otomatis. Ketika memanggil taksi jangan berdekatan dengan pintu taksi, karena ini dapat membahayakan penumpang. Oleh karena itu, disarankan penumpang untuk tidak membukanya sendiri.
5. Hindari Berbicara dan Makan di Kereta
Perjalanan pulang maupun pergi dapat menjadi hal yang menyenangkan bagi sebagian orang ketika naik kereta. Anda masih boleh bermain game melalui handphone, namun dilarang untuk berbicara (menelpon) maupun mengeluarkan suara yang sangat keras. Karena dapat mengganggu penumpang lainnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan, mengambil foto lewat jendela diperbolehkan, selama tidak mengambil foto interior mobil kereta yang sibuk, khususnya ketika ada anak-anak juga anak sekolah.
Makan di kereta dianggap perilaku yang buruk walaupun kereta tidak ramai pengguna. Sementara minum masih dapat diterima/diperbolehkan.
6. Ketika di Eskalator, di sisi Kanan untuk Jalan dan Diam di sisi Kiri
Jika Anda baru pertama kali berada di jepang, jangan kaget ketika naik eskalator ada satu sisi yang sengaja dikosongi.
Demi membantu melancarkan alur pejalan kaki, petugas stasiun kereta api memberlakukan aturan penggunaan eskalator. Pada sisi kiri, untuk berdiri sedangkan berjalan pada sisi kanan. Namun ketika di Osaka, praktik ini berlaku sebaliknya.
Sementara itu, sekitar di eskalator umumnya terdapat gambar maupun poster terkait etika penggunaan eskalator. Diantaranya adalah memegang pegangan era-erat, dilarang membawa baby stroller, dan dilarang berdiri di tengah-tengah eskalator.
7. Buang Sampah di tempatnya atau Simpan hingga Menemukan Tempat Sampah
Jika Anda selesai makan atau minum dan ingin membuang bungkusnya/botolnya namun tidak ada tempat sampah, simpanlah sampai Anda menemukan tempat sampah atau tunggu hingga sampai ke hotel.
Namun terkadang toko-toko di Jepang juga menyediakan tempat sampah untuk pengunjung yang ingin membuang sampah. Botol plastik kosong, sampah kertas masih diterima ketika ingin membuang sampah pada tempat yang tersedia.
8. Jaga Sikap ketika Mengunjungi Kuil
Walaupun di negara orang, Anda perlu menjaga sikap selama di kuil maupun tempat ibadah penduduk Jepang. Mayoritas warga Jepang beragama Shinto dan Buddha.
Bersikap hormat dan tidak mengambil foto sembarangan. Terutama di depan tempat orang berdoa. Kepercayaan di sana menyatakan mengambil foto di sana hampir sama mengambil foto tanpa seizin Tuhan. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan orang yang sedang beribadah.
Supaya bisa pergi ke Jepang dan liburan Anda nyaman, Anda dapat menggunakan maskapai ANA airlines. Informasi dan pembelian tiket bisa Anda dapatkan melalui aplikasi Traveloka. Selamat liburan ya!
Post a Comment