aprilhatni.com

Zona Open Space Pekan Ketiga: Berbagi Rasa

Post a Comment
zona open space technology

Zona Open Space Technology Pekan Ketiga

Alhamdulillah, tak terasa perjalanan sudah jauh ya gengs? Kali ini di Hexagon City sudah memasuki pekan ketiga Zona Open Space Technology (Zona O), bagaimana rasanya menjadi Hexagonia (warga Hexagon City) yang dikenal seantero jagad dunia maya adalah kota yang produktif, semua warganya kreatif dan penuh ide solutif? Jawabannya adalah nano-nano, haha…  

Di pekan ini sudah deh nggak tau lagi rasanya seperti apa, ada rasa sedih, kecewa bahkan ada rasa lega juga sih karena ketegangan selama seminggu belakangan sudah mulai menurun. Kok lega? Yess, alhamdulillah aku sudah mulai lega karena project terakhir Co Housing kami sudah terlaksana dan berjalan lancar pada 19 Februari 2021 kemarin. 

Selain itu, urusan dengan BUMH pun juga segera berakhir, mudah-mudahan minggu ini sudah kelar semua dan aku pun akan segera bisa bernafas lega. Lumayan juga nih berurusan dengan pihak ini, lumayan menguras emosi, tenaga dan pikiran. Heleh lebay, haha … Ya memang buktinya yang aku rasakan seperti itu. Nah, siapa sih BUMH ini? BUMH adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Hexagon City, ya… semacam BUMN gitu gengs.

Aku tipikal orang yang anti ribet, suka melakukan hal-hal yang efektif dan efisien harus dipertemukan dengan hal-hal yang menurutku rumit, belibet dan menghabiskan banyak waktu, tenaga dan pikiran rasanya itu sesuatu banget loh gengs. Hasrat ingin menyerah selalu terlintas di pikiran, namun aku urung untuk melakukannya ketika teringat dengan peran yang aku pilih sejak awal project, tanggung jawab, serta amanah yang tetap harus dikerjakan hingga project berakhir. Bismillah, aku mencoba untuk melanjutkannya. Toh hanya tinggal satu pekerjaan lagi kan? 

Lah kenapa dulu memilih peran itu? Pertama, sesuai dengan bakat teratas yaitu Analyst, yang mana aku suka dengan angka dan data-data. Kedua, aku pikir tadinya memang nggak ada sistem seperti yang saat ini berlaku di Hexagon City. Maksudnya, ketika ada klien yang memesan jasa kita, Bendahara secara langsung mengelola sendiri, mulai dari membuatkan invoice dan mengurus transaksi dengan klien tanpa melibatkan pihak lain. Oleh karenanya, sejak awal aku pun sudah membuat template invoice dan laporan keuangan team. Namun ternyata tidak. Ketika ada klien, pembayaran harus melalui BUMH dan invoice pun dari mereka. 

Untuk pengajuan invoice, vendor harus mengisi form yang disediakan oleh BUMH dan belum tentu invoice keluar di hari yang sama, terkadang besok dan maupun lusa baru keluar setelah kami follow up. Ya, kalau misalnya klien cuma 10 orang, bagaimana jika 50 atau 100 orang? Ah, sudahlah… 

Apa kabarnya dengan Virtual Conference?

Nah, kabar ini kurang menggembirakan gengs. Sedih pastinya, karena semua persiapan yang sudah aku lakukan di pekan sebelumnya tidak membuahkan hasil. Loh kenapa? Aku telat mendaftar gengs, huhu… Tadinya ketika persiapan sudah matang dan berharap begitu form pendaftaran gelombang ketiga keluar, langsung bisa mengisinya. Namun qadarallah, pada Selasa, 16 Februari  2021 form pendaftaran Virtual Conference gelombang ketiga sudah tutup tepat Pukul 10.00 waktu Qatar, saat aku baru sempat buka handphone untuk mengaksesnya. 

Lah memangnya kemana aja? Pada hari tersebut sejak Pukul 03.00 waktu Qatar aku memang sedang menyusun jurnal pekanan di laptop. Seperti biasanya, di saat sedang mengerjakan sesuatu aku butuh fokus, nggak membuka aplikasi lainnya seperti Facebook maupun WhatsApp dan koneksi Wifi di handphone pun aku matikan sementara, supaya tidak terganggu informasi-informasi di luar yang biasanya membuatku semakin panik dan berakibat fatal. Wuih, segitunya ya? Yess! This is me.

Tepat Pukul 10.00 waktu Qatar (14.00 WIB), jurnal pun selesai dan sudah aku kumpulkan di form yang tersedia. Tiba saatnya untuk mengecek informasi pada hari itu, mulailah membuka WhatsApp. Ternyata benar, ada salah satu teman dari regional memberikan mention bahwa form pendaftaran Virtual Conference gelombang ketiga sudah keluar. 

form pendaftaran speaker

Tanpa pikir panjang dan dengan semangat '45 aku pun membuka link pendaftaran tersebut. Jreng, jreng! Ternyata form sudah tidak menerima tanggapan, gengs. Lemas dan sedih rasanya, kalau seandainya saja aku membukanya sejak awal pasti ada kesempatan untukku 'unjuk gigi' pada event kali ini. Ya sudah, mau bagaimana lagi? ternyata memang takdir bicara lain, ya harus bisa diterima dengan legowo. Menurut informasi, form sudah full dengan para pendaftar di Pukul 09.00 WIB, disaat aku lagi khusyuk menyusun jurnal nih, haha… 

Kalaupun mengingat persiapan kemarin, mulai menyusun materi, membuat video countdown, bumper, eflyer animasi maupun statis, mengulik StreamYard sampai berulang kali hingga menemukan cara yang efektif untuk menghindari delay dan latihan berkali-kali, itu semua adalah proses yang membahagiakan dan nggak perlu disesali. 

Karena kalau itu semua tidak dilewati, pastinya aku nggak akan pernah mau berkenalan dengan aplikasi StreamYard ini dan pastinya aku pun nggak pernah tau bagaimana proses mempersiapkan sebuah acara Live Streaming itu. Dengan memahami itu semua yang pasti aku bisa lebih menerima kenyataan ini. "Its okay, kamu batal berbagi di Virtual Conference, namun kamu sudah melalui tahapan belajar macam-macam", bisikku kala itu.

Hah, belum mendaftar sudah mempersiapkan materi, eflyer maupun bumper? Yang bener aja? Iya, bener. Itulah diriku gengs, haha… ketika ada rencana, maka aku harus mempersiapkan semuanya jauh-jauh hari secara matang, hal ini pun bukan tanpa alasan loh, melainkan untuk mengurangi kepanikan dan stress tentunya. Nah, kira-kira apa sih yang tadinya mau aku share? 

Healthy Life, Happy Life

Melalui tema “Healthy Life, Happy Life” ini aku bermaksud akan berbagi pengalaman tentang perjalananku menjalani pola hidup sehat dengan bahagia. Dan ternyata banyak sekali manfaat yang aku rasakan selama menjalaninya kurang lebih 10 tahun terakhir ini. Harapannya bisa memberikan inspirasi maupun manfaat bagi teman-teman para Hexagonia dan masyarakat pada umumnya.

healthy life happy life
Mungkin ada di antara mereka yang berasumsi bahwa mengubah pola hidup sehat itu nggak gampang, banyak sekali tantangan dan mungkin saja bisa membuat sebagian mereka menyerah sebelum memulainya. 

Nah, di sini aku bermaksud untuk mengubah mindset mereka bahwa menjalani pola hidup sehat itu menyenangkan dan membahagiakan, loh! Karena dengan pola hidup sehat, tentunya kesehatan kita terjaga kan? Ini pun terbukti pada apa yang aku rasakan selama ini. 

Flashback, dulu (10 tahun yang lalu), aku pun nggak pernah mengatur pola makan, maupun nggak terlalu peduli dengan gaya hidup. Alhasil, setiap tahun nggak pernah absen untuk pergi ke dokter. Entah demam, batuk, pilek, selalu menghampiriku setiap tahun, apalagi saat pergantian cuaca. Huh, bisa terbayang kan? 

Hidup di rantau, tanpa asisten rumah tangga, terus sakit. Pastinya nggak ada yang mengurus rumah dan anak-anak, semuanya kacau, kan? Nah, semenjak itu, aku sedikit demi sedikit mengubah pola makan dan pola hidup yang lebih sehat. Mulai rajin berolahraga, konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran diperbanyak, mengurangi asupan gula, garam, perbanyak minum, tidur yang cukup dan mengelola stress

Menjalani pola hidup sehat secara tepat dan teratur itu selain menjaga kesehatan kita, ternyata ada bonus lain loh. Apa bonusnya? Tentu saja berat badan perlahan turun dan stabil. Nah, biasanya ini yang diharapkan kebanyakan ibu rumah tangga (para emak) seperti diriku, haha… “Menjalankan Pola Hidup Sehat, Bonusnya Langsing” ya, kan?

Selama 10 tahun secara konsisten menjalani pola hidup sehat ini, alhamdulillah sakit pun sudah jarang menghampiriku. Kalau pun mengalami flu dan batuk saat pergantian cuaca, dalam 2-3 hari sudah sembuh dan nggak perlu ke dokter. Nah, itulah yang tadinya akan aku share saat Virtual Conference yang aku rencanakan pada tanggal 20 Februari 2021 kemarin, namun batal karena telat mengakses form pendaftaran, haha… 
April Hatni
Saya adalah seorang ibu dari dua anak, sekarang berdomisili di Qatar. Saya sangat tertarik dengan Desain, Parenting, dan Psikologi.

Related Posts

Post a Comment