aprilhatni.com

Kado terindah di saat Pandemi



Selama 4 bulan ini merupakan masa-masa yang amat sulit bagiku, dimana kami harus menghadapi masa Pandemi yang sebelumnya belum pernah kualami seumur hidup. 

Masa yang sangat sulit, yang membutuhkan perjuangan tetap bisa bertahan hidup berdampingan dengan virus, yang mungkin sewaktu-waktu bisa menyerang kita jika kita lengah dalam menjaga stamina dan imunitas tubuh kita, bukan hanya itu saja yang lebih vital pada saat ini adalah pentingnya menjaga kesehatan mental. 

Diam di rumah dalam jangka waktu tidak sebentar juga bukan merupakan hal yang mudah dilewati, terlebih bagi orang-orang yang berkepribadian ekstrovert. Mereka akan merasa sangat tertekan, stress dan mungkin saja bisa berperilaku lebih dari itu, naudzubillah

Begitupun diriku sendiri, meskipun kepribadianku cenderung ambivert terkadang juga stress jika tidak sesekali keluar menikmati udara dan hiruk-pikuk di luar rumah.

Hingga kecemasan saya pun tertuju pada mental anak-anak. “Apa yang mereka rasakan? Stress kah?” pertanyaan itu sering muncul di pikiranku. Bagaimana tidak, selama 4 bulan mereka hanya di rumah, saat belanja pun kami tidak mengajak mereka. 

Aqmar terutama, yang cenderung ekstrovert, dulu ketika pandemi belum terjadi ia jarang sekali di rumah, biasanya sepulang sekolah langsung bermain ke rumah teman-temannya, bahkan sering melewatkan makan siang. 

Dan saat bermain di luar terkadang sampai ba’da Isya baru kembali ke rumah. Memang sih ada plus minusnya, plusnya ia terhindar dari Gadget, berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya (teman-temannya). 

Minusnya, lebih betah berada di luar daripada di rumah sendiri dan sering melewatkan makan yang mana ini sangat penting karena ia masih dalam masa pertumbuhan. Kalau Prista, masih aman sih karena dia cenderung ambivert.

Hari demi hari saya amati keduanya, alhamdulillah tidak ada indikasi mereka stress di rumah, tertekan dan sebagainya. Terbukti mereka tidak pernah sakit selama empat bulan terakhir ini. Namun, karena tugas-tugas dari sekolah ini terkadang membuatnya bosan dan menyerah. 

Prista pun juga menuliskan di whiteboard “900% stress” what? semakin kacau pikiran saya. Memang saya akui tak mudah School From Home dilewati oleh mereka dan juga saya sendiri sebagai ibu. Yang mana harus berbagi dengan tugas domestik dan yang lainnya. 

ini juga sudah saya sampaikan kepada suami, agar di sela-sela kesibukannya masih bisa menyempatkan diri untuk menemani belajar anak-anak, terutama Aqmar. Karena memang Aqmar ini masih usia 8 tahun, yang mana belum menyadari tugas, tanggung-jawab dan kewajibannya sebagai siswa. Maka perlunya pendampingan ekstra untuk Aqmar ini. 

Lantas bagaimana dengan Prista? Alhamdulilah, karena sudah menginjak remaja, maka dia sadar betul akan tugas, tanggung-jawab dan kewajibannya sebagai siswa. Terbukti setiap ada kelas dia selalu hadir tepat waktu, mempersiapkan semuanya (sendiri), dan sepertinya tidak mengalami kesulitan dalam melewatinya.

Dan hingga detik ini (sekolah berakhir) ia tidak pernah bertanya sekalipun kepada kami. Ia selalu diskusikan tugas-tugasnya dengan teman-temannya sekelas melalui chat room

Namun jujur saja, saya sebagai seorang ibu tetap diliputi rasa khawatir, deg-degan, harap-harap cemas dengan penilaian dari gurunya, terutama Aqmar. Karena doi hanya semangat mengerjakan mata pelajaran yang ia sukai saja, misalnya Math dan English. 

Pelajaran penunjang lainnya kurang bersemangat, nah ini nggak bisa dipaksakan dan kami pun (saya dan suami) tidak memaksakan, berdoa dan berharap agar para gurunya maklum dengan kondisi seperti ini. Karena di masa seperti sekarang ini, menjaga kesehatan mental (mood) jauh lebih penting dari segalanya agar semangatnya belajar tidak ‘tercekal’ dengan memaksakan mengerjakan sesuatu yang membuatnya tidak berbinar. 

End School Celebration

Hari ini, 23 Juni 2020, Mesaieed International School mengadakan End School Celebration yang bertema Year 3 Zoom Assembly. Dan seperti biasanya, akan ada pembagian sertifikat dan report (hasil belajar siswa). 

Beberapa hari sebelumnya sudah diumumkan oleh guru, bahwa akan diadakan virtual celebration via Zoom Meeting. Lalu saya catat dan pasang alarm sembari terus berdoa agar diberikan yang terbaik untuk anak-anakku. 

Mulai persiapkan charge HP dan tripod tentunya, 20 menit sebelum acara dimulai. Pukul 10.20 tepat, saya dan Aqmar sudah masuk ruangan (Zoom) menyimak penjelasan Mr. Coocbill dengan penuh rasa cemas dan deg-degan tentunya. 

Apalagi saat melihat slide demi slide yang ditampilkan, berharap nama Aqmar tertulis dalam virtual certificate tersebut. Kurang lebih 10 menit kami menunggu giliran pengumuman dari kelasnya Aqmar (3SC) yang memang ditampilkan pada sesi terakhir. Jantung semakin berdegup kencang sambil diiringi doa yang tak henti-hentinya.

Alhamdulillah wasyukurillah, nama Aqmar muncul di slide pertama. Di situ tertulis MathMagicians, masya Allah barakallah anakku...rasanya plong, bahagia, terharu dan bangga. Bagaimana tidak, pikiran ini yang sempat kacau, diliputi rasa cemas, takut, galau dan sebagainya, hari ini terbayar sudah dengan kebahagiaan. 


Meeting di kelas Aqmar berakhir, lalu Prista menghampiri saya untuk menanyakan reportnya. Katanya sudah ada pembagiaan lewat email. Langsung saja tanpa berlama-lama aku pun membuka email tersebut. 

Alhamdulilah ada nama Prista di salah satu tabel diantara nama siswa berprestasi lainnya. Dan selanjutnya file report juga sangat memuaskan, apalagi tertulis komentar dari gurunya yang membuatku bahagia terharu hingga menitikan air mata.

file report Prista

Masya Allah, tabarakallah kami bisa melewati masa yang sangat sulit ini, masa-masa dimana kesabaran diuji, semangat hidup melewati pandemi, hidup berdampingan dengan virus yang sangat berbahaya ini. 

Moment ini membuatku tak henti-hentinya bersyukur pada Allah. Ah pokoknya perasaan kali ini campur aduk, tak bisa diungkapkan semua. 


Teruntuk anak-anakku, terima kasih atas kado spesial di tahun spesial ini, semoga Allah menjaga iman dan islam kalian berdua, memberikan kebahagiaan, kecerdasan, kepandaian dalam menuntut ilmu.

Dan semoga Allah meridhoi apapun cita-cita kalian dan mengantarkan pada kesuksesan, sukses dunia-akhirat pun menjadikannya manusia yang bermanfaat bagi semuanya. Aamin…
April Hatni
Saya adalah seorang ibu dari dua anak, sekarang berdomisili di Qatar. Saya sangat tertarik dengan Desain, Parenting, dan Psikologi.

Related Posts