aprilhatni.com
aprilhatni.com

Cara Menghadapi Orang yang Sok Tahu dan Sok Benar, Tanpa Drama

cara menghadapi orang sok tahu

Kemarin lusa saat meeting dengan salah satu komunitas, ada satu pertanyaan dari teman yang sangat menggelitik dan membuatku geli.

Dia bertanya, “Eh, mbak. Kamu tahu nggak gimana cara menghadapi orang yang sok tahu, sok pintar, dan sok benar sendiri?”

Aku meresponnya dengan tertawa ngakak.

“Lha, kok kamu ketawa ngakak gitu sih?” tanyanya dengan nada agak sensitif.

Eh, tunggu dulu. Jangan sensitif gitu lah… “Hal seperti itu pun aku sering hadapi di kehidupan di sini. Sama aja. Di mana-mana, orang seperti itu pasti ada.”

“Lha terus, bagaimana cara kamu menghadapi mereka?”

“Kalau aku, jujur capek banget, mana lagi aku sering berinteraksi dan berkepentingan dengan orang ini,” katanya lagi sambil menghela napas.

Lalu, aku jawab, “Ya, nggak usah dianggap lah, cuekin aja. Anggap aja orang songong, hehe…”

Tenang aja, nanti akan ada waktunya dia kena batunya sendiri dan jadi salting gitu, hehe…

Percakapan itu masih nyangkut di kepalaku sampai hari ini. Mungkin karena aku tahu, banyak dari kita sebenarnya pernah atau sedang berada di situasi yang sama. Bertemu orang yang seakan hidupnya didedikasikan untuk berkomentar, menyalahkan, atau merasa paling tahu.

Pertanyaannya, apakah kita harus selalu bereaksi? Atau adakah cara untuk menghadapi mereka tanpa menguras energi dan batin?

Apa yang Perlu Kita Lakukan?

Menghadapi orang yang sok tahu dan sok benar memang bisa bikin kepala pening dan hati panas. Apalagi kalau orang itu cukup dekat dengan kita; teman kerja, tetangga, atau bahkan keluarga sendiri.

Mau dihindari susah, tapi kalau diladeni terus juga capek. Jadi, apa yang sebenarnya bisa kita lakukan? Bagaimana cara menjaga diri tanpa ikut terbawa drama?

Di bawah ini beberapa langkah yang bisa kamu coba agar tetap tenang, tetap waras, dan tetap jadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

1. Kenali Motif di Baliknya

Orang yang suka sok tahu atau merasa paling benar sering kali bukan karena dia benar-benar paham, tapi karena ada sesuatu yang ingin ditutupi, entah rasa tidak aman, ego yang rapuh, atau keinginan untuk terlihat penting.

Dengan memahami ini, kita bisa lebih netral dalam menyikapi. Kita jadi nggak buru-buru tersulut emosi, karena tahu, mungkin mereka sedang mencari validasi… dengan cara yang salah.

2. Tetap Tersenyum, Tapi Tegas

Senyuman bukan berarti kita setuju. Kadang itu bentuk perlindungan diri, tanda bahwa kita nggak tertarik untuk masuk ke arena debat.

Tapi kalau situasi memaksa kita untuk menjawab, gunakan kalimat yang tenang tapi mengandung batasan:

“Oh, terima kasih sarannya, tapi aku akan tetap pakai cara yang aku rasa cocok ya.”
“Menarik sih pendapatmu, tapi aku punya pengalaman pribadi yang agak beda.”

Kalimat semacam ini melindungi ruang pendapat kita, tanpa menyinggung mereka.

tips menghadapi orang sok pintar

3. Tahu Kapan Harus Diam

Pernah nggak sih, kamu udah capek-capek ngejelasin dengan logika dan fakta, tapi tetap aja dia bersikukuh dengan argumen ngawurnya?

Di titik itu, percayalah… diam adalah bentuk kemenangan. Nggak semua orang mau mendengar, dan itu bukan tanggung jawab kita.

4. Jaga Jarak Energi, Bukan Fisik Saja

Kalau orang yang sok tahu itu adalah orang yang harus sering kamu temui; rekan kerja, tetangga, bahkan keluarga, maka kamu perlu membatasi “jarak energi”.

Artinya, tetap bersikap sopan dan profesional, tapi batasi keterlibatan emosional. Dengarkan seperlunya, jangan simpan dalam hati. Kalau dia mulai nyerocos lagi, alihkan fokusmu ke hal yang lebih penting: dirimu sendiri.

5. Latih Diri untuk Tidak Perlu Membuktikan Diri

Ini salah satu tantangan terbesar: rasa ingin membuktikan bahwa kita lebih tahu atau lebih benar. Tapi sejujurnya, untuk apa?

Kadang kita terlalu sibuk ingin diakui, sampai lupa bahwa validasi paling utama datang dari dalam diri. Tidak semua orang harus kita yakinkan. Biarkan saja orang dengan egonya, selama kita tahu siapa diri kita.

6. Fokus pada Fakta, Bukan Drama

Kalau kamu memang harus terlibat dalam diskusi, bawa percakapan ke arah data atau pengalaman konkret. Hindari debat yang hanya mengandalkan “katanya” atau opini pribadi tanpa dasar.

Tapi kalau dia tetap ngotot? Kembali ke poin sebelumnya: kamu boleh memilih diam.

7. Curhat, Tapi Jangan Baper Terus

Aku selalu percaya bahwa bercerita itu bentuk perawatan hati. Tapi ada bedanya antara curhat dan menyimpan dendam dalam hati. Ceritakan unek-unekmu, tertawakan kalau perlu. Tapi setelah itu, lepaskan.

Jangan biarkan perilaku satu orang meracuni harimu, apalagi minggu-minggumu.

8. Tegas Bukan Berarti Kasar

Kalau kamu merasa terganggu terus-menerus dan sudah tidak nyaman, kamu berhak memberi batasan secara langsung. Sampaikan dengan kalimat jujur tapi tetap sopan:

“Aku merasa nggak nyaman kalau tiap kali ngobrol kamu selalu menyalahkan pendapat orang lain. Bisa nggak kita saling dengerin aja dulu?”

Itu mungkin bikin mereka tersinggung, tapi itu risiko dari keberanian menjaga ruang amanmu.

9. Evaluasi Diri: Jangan-jangan Kita Pernah Jadi ‘Sok Tahu’ Juga?

Nggak ada salahnya sesekali bercermin. Jangan-jangan kita pun pernah ada di posisi itu, merasa paling tahu, paling benar, tanpa sadar menutup ruang diskusi. Jika iya, saatnya belajar jadi pendengar yang lebih baik.

cara menghindari konflik tanpa drama

Kamu Nggak Harus Menangkan Semua Percakapan

Hidup bukan kompetisi siapa yang paling benar. Kadang, jadi orang yang bisa tertawa dan melepaskan lebih menenangkan daripada jadi orang yang selalu harus menang argumen.

Menghadapi orang sok tahu dan sok benar memang nggak nyaman. Tapi itu juga bagian dari perjalanan kita untuk jadi pribadi yang lebih dewasa, lebih sabar, dan lebih bijak.

Yang penting, kamu tetap bisa tidur nyenyak malam ini tanpa membawa beban kata-kata orang yang tidak perlu.

“Kamu tidak harus menjelaskan dirimu kepada siapa pun yang sudah berniat tidak mau mendengarkan.”

Dan sekali lagi, kalau ketemu orang seperti itu...
    Senyumin aja.
    Ngopi dulu.
    Terus lanjut hidup dengan damai.

Semoga bermanfaat, ya.
Have a nice day!
OlderNewest

Post a Comment