aprilhatni.com
aprilhatni.com

Ketika Ego Berbicara: Self-Serving Bias Memengaruhi Hidup Kita

apa itu self serving bias

Pernahkah Anda menjumpai orang yang merasa lebih mudah menerima pujian atas kesuksesan, tetapi sulit menerima kegagalan? Atau Anda sendiri yang pernah merasakan hal yang sama?

Misalnya, ketika Anda berhasil menyelesaikan sebuah proyek dengan baik, Anda merasa itu sepenuhnya berkat kerja keras dan keahlian Anda.

Namun, ketika hasilnya tidak sesuai harapan, pikiran Anda segera mencari alasan eksternal seperti kondisi yang tidak mendukung atau kesalahan orang lain.

Fenomena ini sebenarnya sangat umum dan dikenal sebagai Self-Serving Bias. Bias ini berakar pada kecenderungan alami manusia untuk melindungi ego dan harga diri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih jauh tentang apa itu Self-Serving Bias, mengapa hal ini terjadi, serta bagaimana dampaknya terhadap kehidupan kita sehari-hari.

Apa Itu Self-Serving Bias?

Self-Serving Bias adalah kecenderungan psikologis untuk menafsirkan informasi dengan cara yang mendukung harga diri kita.

Ketika kita berhasil, kita sering kali mengaitkan kesuksesan itu dengan kemampuan, usaha, atau karakter pribadi kita. Sebaliknya, ketika kita gagal, kita cenderung menyalahkan faktor eksternal seperti keadaan, orang lain, atau bahkan nasib buruk.

Sebagai contoh, seorang siswa yang mendapatkan nilai tinggi dalam ujian mungkin berkata, “Ya wajar-lah saya mendapatkan nilai bagus, karena saya memang cerdas dan selalu rajin belajar,” tetapi jika nilainya rendah, ia mungkin berkata, “Pertanyaannya terlalu sulit atau pengajarnya tidak menjelaskan dengan baik.”

Dalam situasi ini, Self-Serving Bias bertindak sebagai mekanisme pertahanan untuk melindungi ego kita dari rasa sakit akibat kegagalan.

Mengapa Self-Serving Bias Terjadi?

Self-Serving Bias bukanlah sesuatu yang muncul secara acak. Bias ini berakar pada kebutuhan manusia untuk mempertahankan harga diri dan menjaga keseimbangan emosional. Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada kemunculan Self-Serving Bias, antara lain:

1. Kebutuhan untuk Melindungi Ego

Kita semua ingin merasa baik tentang diri sendiri. Mengaitkan kesuksesan dengan diri sendiri dan menyalahkan kegagalan pada faktor eksternal untuk membantu melindungi harga diri kita dari ancaman.

2. Persepsi Sosial

Dalam lingkungan sosial, kita cenderung ingin dilihat sebagai individu yang kompeten dan berhasil. Menggunakan Self-Serving Bias membantu menciptakan citra positif di mata orang lain.

3. Perbedaan Budaya

Penelitian menunjukkan bahwa Self-Serving Bias lebih dominan di budaya individualistis, seperti Amerika Serikat, di mana keberhasilan individu sangat dihargai. 

Sebaliknya, di budaya kolektivis (mengutamakan kepentingan kelompok) seperti Jepang atau Indonesia, bias ini mungkin lebih teredam karena nilai kebersamaan lebih diutamakan.

Contoh Self-Serving Bias dalam Kehidupan Sehari-Hari

Self-Serving Bias tidak hanya muncul dalam konteks akademik, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti:

1. Pekerjaan

Seorang karyawan yang mendapat penghargaan “Karyawan Terbaik” mungkin berpikir bahwa penghargaan itu adalah hasil kerja keras dan keterampilannya. Namun, jika performanya menurun, ia mungkin menyalahkan timnya atau sistem perusahaan.

2. Hubungan Pribadi

Dalam konflik, seseorang mungkin menganggap dirinya lebih rasional atau benar, sementara pasangannya yang bersalah. Padahal, dalam banyak kasus, kedua belah pihak mungkin memiliki andil yang sama.

3. Olahraga

Ketika tim favorit kita menang, mungkin kita berkata, “Tim ini memang hebat, sih!” Tetapi jika kalah, sering kali kita  menyalahkan wasit atau kondisi lapangan.

Dampak Positif dan Negatif Self-Serving Bias

Self-Serving Bias memiliki sisi positif dan negatif. Di sisi positif, bias ini dapat membantu menjaga keseimbangan emosional dan meningkatkan motivasi. 

Dengan merasa bahwa keberhasilan adalah hasil dari usaha kita, kita terdorong untuk bekerja lebih keras di masa depan.

contoh self serving bias

Namun, Self-Serving Bias juga memiliki sisi negatif. Bias ini dapat membuat kita sulit menerima kritik atau belajar dari kesalahan.

Selain itu, dalam jangka panjang, bias ini dapat merusak hubungan pribadi dan profesional, karena kita tidak mampu melihat atau mengakui kontribusi orang lain.

Cara Mengelola Self-Serving Bias

Mengelola Self-Serving Bias bukan berarti kita harus sepenuhnya menyingkirkan mekanisme ini. Sebaliknya, kita perlu menyadari keberadaan bias ini dan belajar untuk lebih objektif. Berikut beberapa cara untuk mengelola Self-Serving Bias di antaranya:

1. Refleksi Diri

Luangkan waktu untuk merenungkan keputusan dan tindakan Anda. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya benar-benar objektif dalam menilai situasi ini?”

2. Terbuka terhadap Kritik

Terima kritik dengan pikiran terbuka. Alih-alih defensif (menolak kriktikan), gunakan kritik sebagai peluang untuk belajar dan berkembang.

3. Latih Empati

Cobalah untuk melihat situasi dari perspektif orang lain. Dengan memahami pandangan mereka, Anda dapat lebih mudah mengakui kesalahan Anda.

4. Jurnal Harian

Menulis jurnal harian dapat membantu Anda melacak pola pikir dan perilaku Anda. Catat bagaimana Anda merespons kesuksesan dan kegagalan, lalu evaluasi apakah Anda terpengaruh oleh Self-Serving Bias.

Penutup

Self-Serving Bias adalah bagian dari sifat manusia yang wajar. Meski memiliki dampak positif dalam menjaga keseimbangan emosional, bias ini juga dapat menjadi penghalang bagi pertumbuhan pribadi dan hubungan sosial.

Dengan menyadari keberadaan Self-Serving Bias dan berusaha lebih objektif, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan membangun hubungan yang lebih sehat.

Semoga bermanfaat, ya!
Have a nice day!

Referensi:
https://www.simplypsychology.org/self-serving-bias.html
https://www.verywellmind.com/what-is-the-self-serving-bias-2795032

18 comments

  1. Baca ini jadi tertampar aku kak. Hehehe... ini jadi mikir kembali apa jangan-jangan aku kaya gitu ya. Tapi sebenarnya self serving bias ini terjadi juga bisa karena budaya pola asuh juga sehingga kita terbiasa memberi makan pada ego. Jadi bener-bener mawas diri dan milah-milah lagi. :D

    ReplyDelete
  2. Cocok ini buat semua orang yabg butuh self-serving dalam hidupnya. Apalagi untuk menerima diri sendiri. Bakalan susah sih, untuk beberapa orang saja....

    ReplyDelete
  3. Baru tahu ada istilah Self-Serving Bias dan ternyata dampak negatif nya lumayan juga. Untungnya ada nih cara-cara untuk mengatasi Self-Serving Bias salah sastunya dengan meningkatkan empati. Terima kasih banyak sudah membuat artikel bermanfaat serta informatif sekali.

    ReplyDelete
  4. Saya pikir self serving bias itu negatif, ternyata ada sisi positifnya juga, ya. Tapi sepertinya sisi negatifnya lebih menonjol, ya, apalagi akibatnya yang akan membuat sosoknya menjadi keras kepala dan anti kritik. Ini akan sulit sekali jika tidak dimenej dengan baik

    ReplyDelete
  5. Self-serving bias memang sering tanpa sadar memengaruhi penilaian kita. Poin tentang refleksi diri sangat penting. Meluangkan waktu untuk introspeksi dan bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah objektif adalah langkah awal untuk mengelola bias ini dan menjadi pribadi yang lebih baik.

    ReplyDelete
  6. Hmmm ada ya ternyata orang dengan self serving bias ini. Senang memuji diri sendiri saat sukses, dan nyari kambing hitam kalo gagal. Yak bener kalo semua ingin merasa baik, tapi harus diimbangi dengan mau menerima kegagalan sih.

    ReplyDelete
  7. Terkadang saya sendiri merasakan hal ini terutama dalam hubungan dan memang benar butuh waktu mereflesikan diri dan menimbang-nimbang sehingga pada akhirnya tidak menyakiti perasaan pasangan. Thanks kak sudah mengingatkan lagi.

    ReplyDelete
  8. Setiap orang memiliki self serving bias. Memang wajar dan sebaiknya bisa dikontrol :D Adakalahnya juka keinginan atau tujuan tidak tercapai, kita menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya. Emosi mesti dikendalikan setidaknya diminimalisasi.

    ReplyDelete
  9. Sebagian besar dari kita pernah mengalami self serving bias. Contohnya saat timnas sepakbola kita kalah, banyak yg cari alasan seperti wasit yg tdk adil dan lainnya

    ReplyDelete
  10. Ya ada di sekitar saya orang yang memiliki sikap seperti itu. Ia merasa kesuksesan adalah berkat kerja kerasnya. Tapi saat gagal ia gak bisa menerima

    Menurut saya ia gak pandai bersyukur juga
    Gak mau intropeksi
    Akhirnya ga ada yg mau menemani dia lho...

    ReplyDelete
  11. Self Serving Bias ini ternyata ada sisi positif dan negatifnya ya. Hmm .... langsung teringat cerita masa lalu nih, tentang rekan kerja yang merasa dirinya luar biasa ketika performa tim naik, namun menyalahkan tim dan lupa evaluasi diri ketika performanya sedang turun. Pada akhirnya saya jadi bisa bersimpati. Mungkin saja, itu bentuk ia ingin melindungi dirinya sendiri dari rasa gagal.

    ReplyDelete
  12. Self serving bias ini hampir mirip dengan egois ya. Memang gak baik kalau kita membiarkan diri sendiri selalu merasa benar, sebaiknya berusaha lebih objektif, sehingga kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan membangun hubungan yang lebih baik

    ReplyDelete
  13. Wuaduh ckckck kalau baca definisi dan kriterianya, sepertinya banyak orang Indonesia yang mengalami situasi begini, banyak banget tuh yang selalu cari kambing hitam atas apa pun. Mungkin pula termasuk saya.

    ReplyDelete
  14. Jujur saya baru paham tentang self serving bias ini, ternyata memang ada ya istilah untuk kejadian² yang kayak dicontohkan. Bisa jadi pelajaran untuk diri sendiri juga nih.

    ReplyDelete
  15. Iya, bener, kalau termasuk wajar. Setidaknya bisa terjadi pada siapa saja dalam kondisi tertentu. Jadi bukan sifat bawaan melainkan respon pada keadaan. Menjadi negatif kalau keseringan atau tidak sadar kalau dirinya punya andil salah.

    ReplyDelete
  16. banyak banget belakangan ini orang-orang seperti ini yang sangat melakukan self-serving bias berlebihan sudah melewti wajar, membuat orang jadinya ga nyaman sama mereka, jadi betul sekali tips mengatasi di atas jadi penyeimbangnya

    ReplyDelete
  17. Baru denger yang namanya Self-Serving Bias. Dan baru tahu kalau ada dampak negatifnya juga kalau tidak dapat menjaga keseimbangan emosional, dan menjadi penghalang bagi pertumbuhan pribadi dan hubungan sosial.

    ReplyDelete
  18. Kalau dibaca self serving bias ini energi negatifnya lebih berasa ketimbang yang positifnya ya hehe. Tapi kalau dipikir2 ya manusiawi banget ini, kan emang manusia gitu kalau berhasil memuji diri sendiri, kalau gagal menyalahkan faktor X hehe. Kyknya yang perlu dilakukan adalah menghindari sikap terlalu bangga pada disir sendiri dan balik lagi mengingat kalau manusia cuma bisa berencana dan hasil akhirnya tuh krn Tuhan. Jadi bisa terhindar dari senang berlebihan saat berhasil dan menyadari kalau gagal ya ada hikmah yang diambil.

    ReplyDelete