aprilhatni.com
aprilhatni.com

Self Expansion dalam Psikologi: Memahami Diri yang Terus Bertumbuh

self expansion

Kamu pernah merasa hidupmu stagnan? Ya, berjalan begitu-begitu saja. 

Rutinitas yang sama, lingkaran orang yang sama, bahkan pola pikir yang tak banyak berubah.

Sampai akhirnya, suatu hari kamu bertemu seseorang, membaca sebuah postingan di media sosial, atau mengalami sesuatu yang membuka matamu, bahwa dunia yang kamu kenal selama ini ternyata masih sangat kecil.

Aku pernah mengalami hal serupa. Saat anak-anak mulai mandiri dan sibuk dengan dunia mereka sendiri, aku sempat bingung, apa yang bisa kulakukan untuk diriku sendiri agar tetap merasa mempunyai value diri.

Rasanya seperti kehilangan arah, bahkan sempat merasa useless.

Namun setelah melihat sebuah postingan teman di media sosial, aku pun tergerak untuk mulai meng-upgrade diri. Aku ingin menjadi lebih dari sekadar ibu rumah tangga yang hanya mengenal dapur, sumur, dan kasur. 

Aku ingin mempunyai ruang untuk tumbuh, belajar, dan mengenal diriku kembali.

Nah, momen seperti itulah sebenarnya merupakan bentuk sederhana dari self expansion, atau dalam bahasa Indonesia disebut “perluasan diri.”

Sebuah konsep psikologi yang menjelaskan mengapa manusia selalu terdorong untuk bertumbuh, belajar, dan memperluas kapasitas dirinya.

Apa Itu Self Expansion?

Konsep Self Expansion Theory pertama kali diperkenalkan oleh dua psikolog sosial, Arthur Aron dan Elaine Aron, pada tahun 1986.

Mereka berpendapat bahwa setiap manusia memiliki dorongan alami untuk memperluas rasa dirinya (sense of self), baik melalui hubungan dengan orang lain maupun melalui pengalaman hidup baru.

apa itu self expansion

Dalam prosesnya, seseorang yang mengalami self expansion akan:
  • memperkaya identitas dirinya,
  • menambah wawasan dan keterampilan,
  • serta memperluas cara berpikir dan merasa.

Tujuan akhirnya bukan hanya “menjadi lebih pintar” atau “lebih sukses”, tapi menjadi versi diri yang lebih lengkap dan hidup.

Self Expansion dalam Hubungan

Salah satu cara paling kuat manusia mengalami self expansion adalah lewat hubungan interpersonal, terutama hubungan romantis.

Coba ingat kembali masa-masa ketika kamu jatuh cinta. Tanpa sadar, kamu mulai mencoba hal-hal baru: menonton film yang disukai pasanganmu, mengenal makanan kesukaannya, atau melihat dunia dari sudut pandangnya.

Lambat laun, sebagian dari “dirinya” menyatu dengan “dirimu”.

arti self expansion dalam psikologi

Menurut Aron & Aron, hubungan yang sehat justru membuat dua individu saling memperluas diri, bukan membatasi.

Kamu tumbuh karena kehadirannya, dan begitu pula sebaliknya. Namun dalam hubungan yang toksik, proses ini berhenti. Kamu malah kehilangan sebagian jati diri karena terus menyesuaikan diri untuk diterima.

Jadi, tanda hubungan yang baik bukan hanya “selalu bahagia”, tapi juga ketika kamu merasa bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Self Expansion di Kehidupan Pribadi

Self expansion tidak selalu datang dari hubungan dengan orang lain. Kadang, ia tumbuh dari rasa penasaran dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman.

Misalnya:
  • Kamu belajar hal baru seperti memasak, menulis, atau desain.
  • Kamu mencoba bepergian sendirian ke tempat yang belum pernah dikunjungi.
  • Atau kamu mulai membaca buku-buku yang memperluas perspektif hidupmu.

Semua itu membuat dirimu berubah, pelan tapi nyata. Kamu jadi lebih mengenal siapa dirimu, apa yang kamu suka, dan bagaimana kamu melihat dunia.

self expansion dalam hubungan

Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa self expansion bisa meningkatkan kebahagiaan dan rasa hidup bermakna.

Karena saat kita berkembang, kita merasa hidup ini bergerak. Ada sesuatu yang tumbuh di dalam diri kita setiap harinya.

Ketika Hidup Terasa Stagnan

Di sisi lain, ketika seseorang berhenti memperluas dirinya, biasanya muncul perasaan stuck, bosan, atau bahkan kehilangan arah.

Kita merasa hidup datar-datar saja, tidak ada yang baru untuk dipelajari atau diimpikan.

Kalau kamu merasa begini, mungkin saatnya bertanya:
Kapan terakhir kali aku melakukan sesuatu untuk pertama kalinya?
Pertanyaan sederhana itu bisa membuka pintu perubahan.

Self expansion tidak menuntut langkah besar. Kadang dimulai dari hal-hal kecil, seperti membaca topik baru, bergabung dengan komunitas yang berbeda, atau sekadar berbincang dengan orang yang punya pandangan lain.

Bagaimana Cara Melatih Self Expansion?

Berikut beberapa cara sederhana untuk menumbuhkan self expansion dalam hidup sehari-hari:

1. Terbuka terhadap hal baru

Jangan langsung menolak sesuatu hanya karena belum pernah mencobanya.
Rasa penasaran adalah pintu pertama menuju pertumbuhan.

2. Keluar dari rutinitas sesekali

Ubah sedikit kebiasaanmu, entah rute jalan pagi, playlist musik, atau cara menghabiskan akhir pekan.

teori self expansion

3. Pelajari sesuatu yang menantang

Otak manusia suka tantangan. Belajar bahasa baru, menulis jurnal, atau mengikuti workshop bisa jadi bentuk self expansion.

4. Bangun hubungan yang sehat dan suportif

Hubungan yang memberi ruang untuk tumbuh akan memperkaya dirimu.
Sebaliknya, hubungan yang penuh kontrol akan menyempitkan ruang berkembang.

5. Refleksi diri secara rutin

Tulis jurnal atau renungkan setiap minggu: apa hal baru yang kupelajari minggu ini?
Dari sana, kamu bisa melihat seberapa banyak dirimu berkembang tanpa sadar.

Kesimpulan

Pada akhirnya, self expansion bukan soal menjadi orang lain, melainkan menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri, versi yang lebih sadar, lebih bijak, dan lebih terbuka terhadap kehidupan.

Hidup ini terlalu luas untuk dijalani dengan pola yang sama terus-menerus.
Setiap hubungan, pengalaman, dan tantangan bisa menjadi jalan untuk memperluas “diri”, asal kita mau terbuka dan belajar.

Karena sejatinya, kita tidak pernah selesai menjadi manusia.
Kita hanya terus bertumbuh.

Semoga bermanfaat, ya.
Have a nice day!

Referensi:
https://www.threads.com/
https://www.researchgate.net/
OlderNewest

Post a Comment